Pages

Showing posts with label Robot. Show all posts
Showing posts with label Robot. Show all posts

Kisah Tim UNDIP Ikuti Kontes Roboboat AUVSI di Virginia Amerika Serikat

30 October 2014

Roboboat Tim UNDIP yang dilombakan dalam RoboBoat Competition di Virginia, 8-13 Juli 2014. (Foto: Ahlan Zulfakri)

Tim Roboboat Universitas Diponegoro Semarang (UNDIP) tahun ini mengikuti RoboBoat Competition di Virginia. Acara kompetisi tersebut diselenggarakan Assosiation for Unmanneed Vehicle System International (AUVSI) Foundation and ONR's 7th International RoboBoat Competition.

Kompetisi Roboboat merupakan ajang perlombaan bagi mahasiswa dalam menunjukkan kemampuannya menciptakan robot yang bisa dijalankan secara otomatis di atas permukaan air dengan tingkat kesulitan tinggi. Kondisi perairan yang sulit tidak menjadi kendala bagi Roboboat untuk dilalui.

Kegiatan AUVSI diikuti 15 tim dari seluruh dunia, antara lain University of Rhode Island, University of Central Florida, Virginia Tech, University of Michigan, dan Nasional Cheng Kung University. UNDIP adalah satu-satunya peserta dari Indonesia beserta Universitas Cheng Kung sebagai dua perwakilan dari Asia.

“Awal mula keinginan kami mengikuti kompetisi Roboboat ini diawali dari sebuah niat dan tekad yang kuat dari tim guna melanjutkan tongkat estafet perjuangan bangsa,” ujar Ketua Asosiasi Pemuda Maritim Indonesia (APMI) Ahlan Zulfakri, beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan, ajang kompetisi Roboboat yang berlangsung 8-13 Juli 2014, UNDIP menyiapkan Roboboat ciptaannya dari segi teknis dan non-teknisnya dengan sangat matang.

Persiapan diawali dari pencarian personel yang konsisten, memiliki tanggung jawab, dan rela berkorban waktu, tenaga, dan pikiran.

“Karena pada tahun 2013 kami kekurangan personel untuk ikut kompetisi ini,” ungkap Ahlan.

Akhirnya, tim yang terdiri dari Dandy Kurniawan (Teknik Perkapalan), Bagus Prasetyo (Teknik Perkapalan) Sidik Setiawan (Teknik Perkapalan), Ikhsan Adi Prasetyo (Teknik Perkapalan), Wahyu Dwi Yunanto (Teknik Perkapalan), Bayu Wisnu Sasongko (Teknik Perkapalan), RG Alam Nusantara (Teknik Elektro), Budi Cahyo Suryo (Teknik Sistem Komputer), Nugroho Budi (Teknik Sistem Komputer), dapat terbentuk dalam Tim Roboboat 2014 dengan personel dan semangat baru.

Setelah memiliki personel cukup dan persiapan matang, pada 4 Juli 2014, tim berangkat ke Jakarta. Ternyata berkendala. Maskapai tidak menerima kapal untuk diangkut dalam penerbangan menuju Jakarta, dengan alasan membahayakan keselamatan.

“Setelah melakukan negoisasi yang cukup sulit akhirnya kami dipersilakan untuk menaiki pesawat dengan catatan, boks kapal yang kami bawa diberikan pengamanan. Pukul 07.00 kami akhirnya tiba di Bandara Soekarno Hatta,” kata Ahlan mengenang.

Setibanya di Bandara Soekarno Hatta, sambungnya, tim langsung check in ke penerbangan internasional, dan ternyata berkendala sama. Boks robot yang sangat besar tidak dapat masuk ke dalam bagasi pesawat. Namun, kendala dapat diselesaikan dengan cara yang sama.

“Setelah selesai, kami berangkat dari Jakarta menuju Tokyo Jepang untuk melakukan transit. Waktu yang cukup lama, akhirnya kami tiba di Amerika. Di sana, kami langsung mempersiapkan diri untuk lomba yang akan kami hadapi untuk lusanya,” tuturnya.

Setelah siap untuk menghadapi kompetisi dan tim membongkar kapal yang dimasukkan di dalam boks, ternyata ada kendala lagi. Mungkin karena pengepakan bagasi pesawat yang sangat padat membuat boks pecah dan menimpa kapal mereka bawa.

“Tanpa pikir panjang, dengan waktu yang tersedia kami bersegera melakukan perbaikan untuk kapal yang kami bawa dari mulai konstruksi hingga ke elektrikal dan sistem pada kapal. Syukur semua masih dapat berfungsi sebagaimana fungsinya,” papar Ahlan.

 Belum Menang 

Hari Uji Coba Roboboat pun tiba. Kapal kembali mengalami kendala. Kapal dapat bekerja, hanya saja di saat melakukan pengolahan gambar, kapal kehabisan daya, sehingga harus dibawa kembali ke dock yang disediakan panitia.

Hari selanjutnya, tim mempresentasikan Roboboat kepada panitia untuk menjelaskan secara spesifik apa saja yang ada di kapal robot andalan mereka.

“Setelah melakukan presentasi, panitia sangat mengapresiasi kapal kami, karena mungkin dari segi bentuk yang sangat unik,” ujar Ahlan bangga.

Keesokan harinya, kapal dicoba kembali untuk percobaan terakhir, sebelum diadakan lomba yang sesungguhnya. Kapal mengalami masalah lebih besar, seperti masalah sensor hingga jaringan yang terputus di saat kapal sedang membaca misi yang disediakan panitia.

Keesokan harinya, waktu untuk pengujian dilaksanakan penilaian dari segi misi yang dijalankan hingga waktu yang ditentukan. Namun, Dewi Fortuna belum berpihak kepada tim UNDIP. Kapal kembali mengalami kendala. Terjadi keretakan, sehingga kapal pun bocor.

Dapal proses penilaian, ada dua gate di mana tim mendapatkan misi di Gate 1. Kapal berjalan lebih baik dan sensor berfungsi sebagaimana mestinya. Namun, perubahan terjadi pada Roboboat dengan mengalami kemunduran waktu. Mungkin, karena teknologi yang memang terbatas dan tidak lebih baik dari peserta lain.

Waktu yang ada pun sangat tidak cukup untuk menambahkan poin yang ada dalam penilaian. Setelah diamati, tim UNDIP yang hanya menggunakan propeler kalah cepat dengan kapal peserta lain yang banyak menggunakan water jet.

“Untuk itu, kami masih pulang dengan tangan hampa dan memang kami harus mengakui teknologi yang mereka kembangkan sangat berbeda dengan tahun sebelumnya, dan memang penilaian yang cukup ketat membuat kami kewalahan untuk tahun ini,” kata Ahlan.

Kontes RoboBoat AUVSI 2014 akhirnya dimenangkan banyak universitas dari Amerika. Belajar dari pengalaman, semangat tim UNDIP tidak pupus dan mati. Mereka tetap bersemangat untuk kejayaan negeri dan kebanggaan bangsa.

“Diharapkan, Roboboat juga bisa terus menginspirasi seluruh mahasiswa, terutama mahasiswa UNDIP, untuk terus berkreasi, sehingga menghasilkan inovasi spektakuler dan mengagumkan serta bermanfaat bagi masyarakat luas,” pungkasnya.


  JMOL  

Motor Listrik Hingga Robot Buatan Karyawan PLN

08 October 2014

Inovasi Anak BangsaPT PLN (Persero) menggelar pameran dan beberapa seminar kelistrikan. Acara ini sebagai salah satu rangkaian peringatan Hari Listrik Nasional ke-69, yang jatuh pada 27 Oktober 2014 mendatang.

Acara yang dinamakan KNIFE (Knowledge, Norm Discussion Form, Inovation Contest, Festival, and Exhibition) ini digelar selama 3 hari, 8-11 Oktober 2014 di Kantor Pusat PLN, Jl Trunojoyo, Blok M, Jakarta.

"Hari pertama ada knowledge sharing, diskusi panel soal CNG, dan smart greeting yang akan dibawakan dari tamu kita dari Amerika Serikat, ITB dan juga teman kita dari PLN," kata Ketua Panitia KNIFE, Satri Palanu di kantor Pusat PLN, Jakarta, Rabu (8/10/2014).

Dia juga menyebut, pameran dihadiri oleh 29 peserta, yang memamerkan semua karya inovasi PLN dan anak usaha PLN yang telah melewati beberapa proses penjurian dan pengujian.

"Semua karya-karya terbaik dari teman-teman PLN," tuturnya.

Di hari kedua, lanjut Satri, juga diadakan perlombaan inovasi yang diikuti oleh karyawan PLN dari Sabang sampai Merauke. Peserta lomba menurut Satri terdiri dari 45 karya inovasi dari para pegawai PLN yang berpotensi.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta. Dia mengatakan, apa yang sudah dihasilkan dari inovasi-inovasi ini bisa dibuat secara massal. Karena menurutnya, apa artinya inovasi jika tak diproduksi secara massal.

"Saya harap ini bisa diproduksi massal. Apakah nanti akan digunakan untuk PLN atau di luar PLN," kata Gusti.

Dari pengamatan detikFinance, dipamerkan hasil karya inovasi PLN seperti helikopter untuk mengontrol jaringan transmisi yang dinamai quadkopter, lalu motor listrik, robot, meteran listrik, dan beberapa karya inovasi lainnya.


Foto: Quadkopter (Zulfi-detikFinance)


  detik  


ITS raih juara ketiga kontes robot dunia

26 August 2014

ABU Robocon 2014http://pasca.its.ac.id/english/wp-content/uploads/2014/01/ITS-image.jpgTim robot RINE (Robot ITS Nang Pune) dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meraih juara ketiga dalam ajang kontes robot tingkat dunia bertajuk "ABU Robocon 2014" di Pune, India.

"Dalam kontes robot dunia yang berakhir pada Minggu (24/8) itu, RINE meraih juara ketiga bersama tim robot Thailand atau kedua tim sama-sama menjadi juara ketiga," kata salah satu anggota tim, Irfan Fachrudin Priyanta, melalui surat elektronik dari India, Senin.

Selain meraih juara ketiga bersama (2nd Runner Up) dengan tim Thailand, tim ITS juga menyabet penghargaan "Best Engineering Awards" pada kontes robot dunia yang digagas pimpinan stasiun televisi pemerintah se-Asia Pasifik itu.

Untuk juara pertama dalam kontes robot bertema "A Salute to Parenthood" itu direbut oleh tim robot dari Vietnam, kemudian posisi kedua (Runner Up) ditempati oleh tim robot dari Jepang.

"Posisi 2nd Runner Up dan Best Engineering Award itu dicapai tim ITS setelah menjadi pemenang grup pada babak penyisihan awal dan akhirnya harus berjuang di babak perempat final," katanya.

Pada babak perempat final, tim dari ITS yang mewakili Indonesia harus melawan tim robot Malaysia yang kekuatannya bisa dikatakan cukup seimbang.

Namun, RINE pun memenangi babak perempat final dan berhasil masuk babak semifinal. Pada babak final, tim Indonesia harus berjuang melawan tim yang terbilang cukup kuat, yaitu Vietnam.

"Vietnam merupakan juara dunia yang pernah mengalahkan tim Indonesia pada kontes robot di Hong Kong pada dua tahun silam," katanya.

Hasilnya, robot RINE bergerak lebih lambat dibandingkankan dengan robot buatan Vietnam pada babak semifinal itu. "Kita kalah dua detik dari Vietnam, tapi dua detik yang sangat berarti," katanya.

Saat semifinal itu, tim Vietnam mencatat waktu selama 47 detik, sedangkan tim Indonesia mencatat waktu selama 49 detik.

"Meski harus kalah dari Vietnam pada babak semi final, tim ITS tetap mengharumkan nama baik Indonesia dengan mendapat 2nd Runner Up dan Best Engineering Award pada," katanya.


  Antara  

Robot Elang Pengintai Buatan Universitas Surya

19 August 2014

Robot Elang Pengintai Buatan Universitas SuryaSebuah kamera kecil yang dipasang di badan burung merpati ini adalah salah satu alat mata-mata Jerman yang dipamerkan di "Top Secret" Spy Museum di Oberhausen, Jerman (10/7). Museum ini memamerkan alat-alat spionase dari masa lalu. REUTERS/Ina Fassbende

Alat pengintai dari udara dirancang agar tak terdeteksi lawan di darat. Para peneliti dari Universitas Surya mengembangkan wahana pengintai berwujud burung elang. Riset wahana mata-mata tersebut merupakan permintaan militer Indonesia dan telah menjalani uji terbang.

Burung mekanik tersebut adalah generasi kedua wahana mata-mata yang dikembangkan tim peneliti Universitas Surya. "Riset pembangunan burung mata-mata ini atas permintaan TNI, kami bikin hanya dalam waktu enam bulan," kata Riza Muhida, Direktur Pusat Robot dan Mesin Cerdas Universitas Surya, kepada Tempo, Senin, 18 Agustus 2014.

Robot elang pengintai itu menjadi bagian dalam pameran riset Surya Artecne yang berlangsung 18-23 Agustus 2014 di kampus Universitas Surya di Serpong, Tangerang. Selain robot elang, pameran juga menampilkan teknologi radar, wahana nirawak multirotor, dan bedil laser yang digunakan dalam latihan menembak. "Pameran ini dibuat untuk pengembangan riset dan membuat sains lebih menarik bagi anak muda," kata Maydison Chriswin Ginting, ketua pelaksana Artecne.

Robot elang buatan tim peneliti Universitas Surya berukuran besar dengan rentang sayap mencapai 1,88 meter. Elang mekanis itu dibuat dari materi serat karbon dan duralium. Kamera pengawas mini ditanamkan dalam tubuh elang. Elang mekanik itu bergerak dengan tenaga baterai litium polimer dan dioperasikan melalui pengontrol jarak jauh.

Robot generasi kedua ini masih dalam pengembangan "Dari uji coba robot pertama bisa terbang selama 10 menit dengan daya jelajah dua kilometer," kata Riza. Ia mengatakan Jerman sudah mengoperasikan robot serupa. "Tapi mereka lima tahun riset itu sementara kami di sini bisa lebih cepat membuatnya".

Selain berwujud burung, tim Riza juga membuat purwarupa wahana pengintai berbentuk kumbang. Ukurannya mini dengan berat hanya 13 gram membuat robot kumbang itu bisa dipakai mengawasi daerah-daerah yang sulit terjangkau. "Kami masih mengembangkan riset untuk membuat baterai yang lebih kecil, ringan, dan tahan lama," kata Riza.

  ★ detik  

Indonesia potensial kembangkan teknologi robot

14 June 2014

Indonesia potensial kembangkan teknologi robotilustrasi Juara Kontes Robot Internasional Empat siswa menunjukkan piagam penghargaan dan Robot Nova ciptaannya, usai memenangkan lomba 'Robo Cup Singapore 2014' di SD Muhammadiyah 4 Pucang, Surabaya, Rabu (4/6). (ANTARA FOTO/Eric Ireng)

Jakarta 
Indonesia merupakan negara yang potensial untuk mengembangkan teknologi robot, berdasarkan berbagai prestasi yang pernah diraih di luar negeri, demikian disampaikan Direktur Robotic Explorer Jully Tjindrawan.

"Indonesia sangat siap kembangkan teknologi robot, karena imajinasinya jalan. Padahal latihan hanya dua minggu dengan alat yang minim, tapi Indonesia menang terus," ujar Jully Tjindrawan di Jakarta, Jumat.

Jully mengatakan, 2015 adalah waktu yang tepat bagi Indonesia, terutama dunia pendidikan, untuk menerima teknologi robot sebagai bagian dari kurukulum di Indonesia.

"Sebetulnya sudah ada yang masuk kurikulum, namun perlu diperdalam lagi. Sehingga edukasi untuk anak-anak tentang robot bisa semakin dikembangkan," katanya.

Menurut Jully, terdapat sebuah lomba yang mengharuskan robot melalui labirin dengan cepat dan Indonesia meraih juara satu dalam hal tersebut.

"Karena di Indonesia banyak gang, jadi untuk melalui labirin itu sepertinya sudah biasa. Jadi, mereka bisa langsung tahu mana jalan pintas yang cepat untuk dilalui robotnya," katanya.

Bicara prestasi robot di dunia internasional, Indonesia pernah menyapu bersih delapan gelar sekaligus pada lomba robot di Amerika Serikat dengan tim dari tiga perguruan tinggi, yakni ITB, ITTelkom dan Unikom.

Kedelapan gelar tersebut meliputi juara satu dan dua robot pemadam api divisi beroda, juara satu, dua dan tiga robot api divisi berkaki, juara satu RoboWaiter divisi entry level, serta juara satu dan dua RoboWaiter divisi advanced.

Melihat prestasi tersebut, Jully merasa yakin bahwa siap tidak siap, perkembangan teknologi robot mulai dibutuhkan masyarakat Indonesia.

"Saya berdoa tahun depan Indonesia bisa mengakomodir robot ke sekolah-sekolah," kata Jully.(*)


  Antara  

Mahasiswa Ubaya rancang robot bergaya penari Bali

04 June 2014

Robot-Robot Karya Mahasiswa Ramaikan Festival TIK di ManadoSurabaya Tiga mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Surabaya (Ubaya) merancang robot yang bergaya bak Penari Bali yang mampu membawakan Tari Anoman, Tari Legong Keraton, dan sebagainya.

"Dua robot penari itu kami beri nama Niniteus. Niniteus adalah kepanjangan dari Nini yang merupakan panggilan wanita dewasa di Bali, sedangkan Teus berarti Teknik Elektro Universitas Surabaya," kata perakit NiniTeus, Okky Andriansyah, di kampus setempat, Rabu.

Didampingi perakit lainnya Hamdi Fawazal dan Bagus Olifianto, mahasiswa semester enam itu menjelaskan kepandaian robot "Niniteus" menarikan tarian apa saja itu bergantung pada program yang dimodifikasi untuknya.

"Saat ini, robot Niniteus sudah pernah membawakan Tari Anoman dan Tari Legong Keraton. Dengan dilengkapi kostum adat Bali, Niniteus menggunakan sensor suara (lagu) untuk menghasilkan gerakan yang menggemaskan," katanya.

Niniteus mampu melakukan berbagai gerakan, seperti tengok ke kanan, ke kiri, mengangguk, berjalan maju dan mundur, serta jongkok setengah badan seperti layaknya penari Bali mengikuti irama lagu, itulah gerakan robot Niniteus.

Dalam kurun waktu empat bulan, Niniterus berhasil dirakit dan dimodifikasi sampai menghasilkan lenggokan saat menari. "Robot ini bisa menari tarian apapun. Tergantung, mau disuruh menari apa. Kami tinggal buat programnya saja," ujarnya.

Saat lagu diputar, Niniteus akan langsung menari sesuai programnya. "Karena selama ini masih mampu menari dua judul lagu, maka Niniteus juga masih memiliki dua buah kostum," katanya.

Namun, "manusia mesin" ini menari di atas lintasan. Untuk lintasan, sebenarnya dapat menggunakan lintasan apapun, asal datar dan tidak bergelombang.

"Kami juga sudah menyiapkan alas kaki robot agar dapat menghasilkan gaya gesek yang sesuai dan mendukung keseimbangan jalannya," katanya.

Niniteus dapat bertahan sekitar empat menit selama difungsikan untuk terus menari. Selebihnya, robot ini harus istirahat dulu dan baterainya di-charge lagi agar kembali maksimal.

"Niniteus ini perlu penyempurnaan, misalnya di bagian gerak jalan robotnya, sehingga pergerakan jalan robot lebih stabil dan tidak gampang jatuh," katanya.

Ke depan, mahasiswa elektro Ubaya yang lain lebih bisa mengeksploitasi bentuk robot serta fungsinya tanpa meninggalkan unsur pelestarian budaya Indonesia.

Di tingkat nasional, robot yang bisa menari sudah memiliki ajang kontes yakni Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI) yang sudah menjadi bagian dari Kontes Robot Indonesia (KRI). Di dalam KRI itu juga ada Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) dan Robot Humanoid.(E011/I007)


  Antara  

 

Populer