skip to main |
skip to sidebar
Hasil kreativitas TNI AD
Mobil anti banjir. ©2014 Merdeka.com/Efendi
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tertarik pada mobil anti banjir di pameran senjata internasional 2014 (Indo Defence). Mobil ini dinilai cocok untuk kondisi banjir yang kerap menyerang Jakarta.
"Itu bagus tuh (mobil anti banjir). Harusnya ini dibanyakin persiapan banjir di Jakarta," kata Ryamizard di JIExpo Kemayoran Jakarta, Rabu (5/11).
Ditemui terpisah, petugas jaga stan mobil anti banjir Kapten Infanteri Darmaji mengatakan, kendaraan ini merupakan bagian dari program Dislitbang TNI AD 2013. TNI AD lalu bekerja sama dengan beberapa perusahaan lokal seperti PT Tesko Maritim dan PT Graha untuk membangun kendaraan anti banjir.
"Jadi sampai saat ini hanya ada satu mobil. Tahapnya masih pembangunan, belum pengadaan," terang Darmaji.
Masih menurutnya, mobil ini hasil modifikasi truk Isuzu Colt Diesel. Mobil tersebut dilengkapi dengan dua mesin (mesin mobil dan mesin kapal).
"Ini sudah diujicoba melewati sungai dan berhasil. Kendaraan ini bisa mengangkut sekitar 25-30 orang sekali angkut," ujar dia.
Selain itu, mobil anti banjir tersebut dapat menembus banjir di berbagai daerah di ibu kota. Namun, kendaraan dapat maksimal kalau ketinggian banjir mencapai 2 meter.
"Ini memang disiapkan untuk banjir di Jakarta. Kalau ketinggian sampai 2 meter dapat langsung mengapung," pungkas dia.[ian]
Mampu melontarkan peluru sejauh 39 km
Caesar Howitzer TNI AD
Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki sejumlah alat tempur baru guna memperkuat pertahanan dan keamanan negara.
Salah satunya ialah meriam 155 mm Caesar. Kendaraan meriam howitzer ini memiliki daya jelajah hingga 600 kilometer.
Meriam yang memiliki daya jelajah 600 kilometer ini diproduksi di Prancis dan baru dimiliki TNI pada tahun ini.
Alutsista ini untuk melengkapi persenjataan Batalyon Artileri Medan (Yonarmed) 12 Divisi Infanteri 2 Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad) di Ngawi dan Yonarmed 9 Divisi Infanteri 2 Konstrad Purwakarta.
Meriam ini dilengkapi dengan komputer balistik yang terintegrasi, global positioning system (GPS) dan MV radar.
Kemampuan roket ini memiliki jarak capai 40 kilometer dengan amunisi standar dan daya hancur ledakan di sasaran dengan radius 50 meter.(dam)
Merupakan rudal pertahanan titik terbaru TNI AD
Mistral dengan rantis Sherpa [ARC]
Pada acara HUT TNI ke 69, ada sesuatu yang menarik pada defile alutsista TNI AD. Ada beberapa unit yang nampak baru muncul dan mengejutkan diperlihatkan TNI AD.
Mainan baru tersebut termasuk alutsista yang akan digunakan kesatuan Arhanud angkatan darat. Salah satunya adalah sistem pertahanan rudal Mistral. Mistral sendiri termasuk rudal pertahanan jarak pendek atau titik. Selain TNI AD, kapal perang TNI AL terlihat sudah memakai lebih dahulu sebagai alat pertahanannya dengan jenis rudal yang sama, Mistral. Diponegoro Class mengunakan 4 unit rudal atau disebut sebagai Tetral, sedangkan Ahmad Yani Class menggunakan Simbad (2 unit).
Mistral dibuat dari negeri berlambang ayam, Perancis. Merupakan rudal yang cukup digemari beberapa negara. Mengutip wikipedia, sudah 27 negara sebagai pemakai rudal Mistral.
TNI AD pertama kali menampilkan Mistral ini pada acara alutsista TNI di Monas 2012. Rudal ini dipasang pada kendaraan Komodo. Pada acara itu rudal yang ditampilkan merupakan jenis Atlas dengan dua unit rudal yang siap tembak, dan jangkauannya termasuk terbatas sejauh 6 km, dan dikategorikan sebagai Shorad (short range air defence).
Manpads system merupakan portable, mudah digunakan dengan 2 awak, seorang membawa alat peluncur dan seorang lainnya sebagai pembawa peluru rudal. Sistem ini dapat ditembakan dalam waktu sekitar 1 menit. Dari ribuan unit yang ditembakkan, tercatat 95 % mengenai target. Atlas merupakan jenis portable dan menggunakan 2 unit rudal, sehingga mudah dipindah bila diperlukan.MCP - Mistral Coordinate Post
MCP Mistral Coordinate Post [ARC]
MCP (Mistral Coordination Post) merupakan alat bantu penjejak target dan dapat digunakan untuk mengontrol sampai dengan 12 unit Manpads jenis ATLAS maupun ALBI.
Alat ini dapat digunakan siang dan malam hari untuk menjejak koordinat targetnya.
MCP pesanan TNI AD terlihat mengunakan platform kendaraan produk Jerman, Unimog. MCP jenis ini juga dipakai angkatan bersenjata Oman dan negara-negara NATO.Komodo Mistral
Komodo Mistral [JKGR]
Kendaraan Komodo merupakan kendaraan lapis baja produk PT Pindad terbaru. Tahun 2012, TNI AD telah menampilkan platform rudal Mistral ini dengan rantis Komodo. Sangat disayangkan jenis ini termasuk manual/mekanis dan menggunakan radar mata, tidak dengan alat penjejak automatis. Pada Perayaan HUT TNI terlihat jenis kendaraan ini lebih banyak daripada platform Sherpa, Perancis.
Perbedaannya tentunya rudal dengan sistem automatis mempunyai alat semacam radar untuk mempermudah personil menjejak target daripada manual. Belum jelas berapa unit yang akan diakuisisi dengan kendaraan Sherpa. Mengutip berita terdahulu, TNI AD memesan kurang lebih 60 unit kendaraan taktis dari PT Pindadl. Kelebihan platform kendaraan Sherpa, sistem yang komputer automatis dan mempunyai 4 unit rudal siap tembak atau bisa disebut juga seperti tipe Tetral cara kerjanya.[GM]Spesifikasi Mistral
Rudal Mistral Portable
★ Panjang : 1,86 meter
★ Diameter : 90 mm
★ Berat : 18,7 kg (termasuk 3 kg hulu ledak high explosive)
★ Kecepatan luncur : 800 m/detik atau 2,6 Mach
★ Jangkauan : efektif hingga 5,3 km
★ Sistem pemandu : infra red
★ Mekanisme peledakan : laser proximity atau impact triggered
★ Mesin : solid rocket motor
★ Garuda Militer
Meriam Caesar 155 Pesanan Indonesia
Roanne ★ Modernisasi alutsista yang dilakukan Kementerian Pertahanan (Kemhan) Republik Indonesia tidak hanya dengan memesan tank Leopard, namun juga memesan produk-produk persenjataan canggih lainnya. Salah satunya adalah meriam Caesar 155, sebuah meriam berkaliber 155 mm yang memiliki daya tembak sejauh 39 KM. Meriam ini dibuat PT Nexter, sebuah perusahaan persenjataan di Roanne, Prancis.
Rabu (25/6/2014) pukul 13.00 waktu Prancis, tiga buah truk bermesin 2.500 cc yang dilengkapi dengan meriam berukuran panjang dan besar itu sudah diparkir rapi di sebuah ruangan besar di pabrik Nexter untuk menyambut Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin dan delegasi. Ini merupakan tiga dari total 37 meriam Caesar 155 yang telah dipesan Indonesia pada 2013 lalu.
Pabrik Nexter yang memiliki areal sangat luas ini berada di kota kecil Roanne, sekitar 500 KM dari Kota Paris. Untuk menuju Roanne, dibutuhkan sekitar 4 jam perjalanan menggunakan kereta api cepat dari Paris. Bila menggunakan pesawat, Paris-Roanne bisa ditempuh 1 jam 10 menit dan mendarat di bandara kecil Lyon. Dari bandara Lyon, untuk menuju Nexter, hanya dibutuhkan sekitar 15 menit melalui jalan darat. Pabrik ini berada di pedesaan yang sangat tenang dan indah, jauh dari pemukiman.
Hari itu memang akan digelar ada roll-out, penyerahan secara simbolis, empat unit Caesar 155 kepada Indonesia. Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin mengharapkan empat unit Caesar ini bisa tiba di Indonesia sebelum 5 Oktober 2014. Selain dipamerkan 3 unit Caesar 155 yang sudah diselesaikan, di ruangan bengkel itu juga telah disusun sekitar 100 kursi untuk tempat duduk para undangan yang akan menyaksikan peristiwa bersejarah ini.
Caesar 155 akan menjadi andalan baru artileri Angkatan Darat (AD) dalam pertempuran. Baru kali ini, TNI AD memiliki meriam yang memiliki sistem bergerak dan memiliki daya jangka tembakan sejauh 39 KM. Meriam ini juga mampu melepaskan 6 amunisi berbobot 47 kg dalam 1 menit.
"Ini bagian dari modernisasi alat persenjataan AD. Selama ini kita hanya memiliki meriam berkaliber 155 mm yang ditarik dengan truk, sehingga mobilitas kurang cepat," kata Komandan Pusat Persenjataan Artileri Medan (Danpusenarmed) Brigjen TNI Sonhadji sebelum roll-out dilangsungkan.
Caesar 155 merupakan meriam 155 mm yang selalu digendong oleh truk bermesin Renault ke mana pun bergerak. Truk berbobot 19 ton ini memiliki laju maksimum 82 KM/jam, sehingga sangat ampuh untuk mobilitas tinggi. Konsepnya, dalam pertempuran nanti, setelah Caesar 155 digunakan melepaskan amunisi untuk menghancurkan target, maka alat persenjataan ini bisa langsung berpindah tempat, sehingga sulit dideteksi musuh.
Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin mengakui bahwa Caesar 155 ini menjawab doktrin yang dikembangkan artileri TNI AD, yaitu senjata berdaya tembak dahsyat dengan mobilitas tinggi. Persenjataan canggih ini menjadi kekuatan pokok yang dibutuhkan untuk menambah kemampuan organisasi TNI.
"Caesar 155 ini adalah alutsista strategis untuk menambah kemampuan dari satuan Artileri TNI AD yang mempunyai daya tembak yang dahsyat 39 KM, ditambah dengan mobilitas tinggi, karena sistem di kendaraan ini, pada saat dia menembakkan 6 proyektil, dia bisa segera bergeser, sehingga antara mobilitas dan deception itu mencakup," kata Sjafrie yang tampak berseri-seri melihat Caesar 155 ini.
Meriam ini nantinya dioperasikan oleh 5 prajurit. Pada saat truk bergerak menuju sasaran, lima prajurit duduk di dalam kabin, dengan salah satu bertindak sebagai sopir. Begitu tiba di lokasi penembakan, kelima personel ini akan turun dari truk, bahu membahu untuk mengoperasikan penembakan. Satu personel mengambil amunisi, satu personel menyiapkan fuse (sumbu)-nya, satu personel memantau screen komputer untuk menentukan koordinat target serangan, satu personel bertugas memasukkan amunisi, dan 1 personel sebagai komandan.
Sistem penembakan di Caesar 155 ini juga telah dibuat otomatis, termasuk proses penyiapan dan pemasukan amunisi ke meriam. Truk ini membawa 18 amunisi yang ditempatkan dengan sangat aman di bagian kanan, sementara 18 fuse-nya ditempatkan di sebelah kiri.4 Unit Meriam Caesar 155 Sampai Sebelum 5 Oktober
Pemerintah Indonesia memesan 37 unit meriam Caesar 155, sebuah meriam berkaliber besar 155 mm yang menempel di truk, kepada Nexter, sebuah pabrik persenjataan di Roanne, Prancis. Dari 37 unit, 4 unit Caesar 155 sudah siap dikapalkan dan akan menyapa Bumi Indonesia sebelum HUT TNI 5 Oktober 2014.
Penyerahan secara simbolis (roll-out) Caesar 155 tahap pertama dilakukan di pabrik Nexter di Roanne, sekitar 500 KM dari Paris, Rabu (25/6/2014). Hadir dalam roll-out, delegasi yang dipimpin Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin. Para anggota delegasi, antara lain Laksda TNI Rachmad Lubis (Kabaranahan), Asops KSAD Mayjen TNI Sonny Widjaja, Danpusenarmed Brigjen TNI Sonhadji, Dirrenbanghan Marsma TNI M Safii, Kapusada Marsma TNI Asep S, Atase Pertahanan KBRI Prancis Kol Age Wiraksono, dan Atase Militer KBRI Prancis Kololnel Jaka Tandang, serta Dirut PT Pindad Sudirman Said.
Upacara penyerahan ini dipimpin oleh M Mike Duckworth, Executive Vice President International Affairs Nexter, dan diikuti jajaran eksekutif Nexter dan para karyawannya. Tiga unit Caesar 155 yang jadi pusat perhatian dipajang di ruangan workshop yang cukup luas itu.
"Sejak kesepakatan ditandatangani Oktober 2013 lalu, dalam waktu enam bulan Nexter sudah bisa menyelesaikan 4 unit, yang tiga di antaranya sudah berada di ruangan ini," kata Duckworth saat menyampaikan sambutan dan disambut dengan tepuk tangan.
Menurut Duckworth, Nexter akan terus berkomitmen untuk melakukan kerjasama dengan Indonesia yang bertekad melakukan modernisasi alutsistanya. Pada kesempatan itu, Duckworth juga menjelaskan keunggulan Caesar 155 yang menjadi andalan produk Nexter. Rencananya, 4 unit Caesar 155 yang sudah siap digunakan ini akan segera dikapalkan ke Indonesia.
Sementara itu, Sjafrie Sjamsoeddin yang diminta memberikan sambutan, menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada eksekutif Nexter dan jajarannya yang telah berupaya keras menyelesaikan Caesar 155 pesanan Indonesia. "Saya berharap 4 unit yang sudah siap ini bisa segera tiba di Indonesia dan akan diikutkan defile hari HUT TNI yang akan dilangsungkan di Surabaya," kata Sjafrie.
Sjafrie juga meminta kerjasama dengan Nexter akan terus dilanjutkan, termasuk kerjasama dengan PT Pindad dalam memproduksi komponen dan amunisi untuk mendukung produksi Caesar 155. Sjafrie yakin kerjasama dengan Nexter ini akan semakin mempererat hubungan bilateral antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Prancis. "Besok, saya akan bertemu Menhan Prancis, saya akan sampaikan mengenai kerjasama dengan Nexter ini," ujar Sjafrie.
Penyerahan 4 unit Caesar 155 ini ditandai dengan pengguntingan pita merah oleh Sjafrie dan Duckworth. Setelah itu, Sjafrie dan Duckworth menginspeksi Caesar 155. Keduanya melihat masing-masing bagian di truk itu, termasuk bagian kabin-nya. Setelah itu, Sjafrie juga mencoba naik ke truk tersebut dan berputar-putar di area ujicoba. Di tengah lapangan, Sjafrie juga diperlihatkan oleh staf Nexter bagaimana pengoperasian Caesar 155.
Artillery Sales & Program Manager Nexter, Raoul Duranton, menjelaskan pengiriman 37 Caesar 155 untuk Indonesia akan dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama, 4 unit akan segera dikirimkan pada bulan Juli 2014 langsung ke Surabaya. Setelah itu 15 unit akan dikirimkan ke Indonesia pada Maret 2015. Sedangkan sisanya akan dikirim pada September 2015.
Raoul juga menjelaskan mengenai keunggulan Caesar 155. Selain dilengkapi dengan mesin canggih Renault, Caesar 155 juga memiliki teknologi yang tinggi. "Caesar 155 bisa memuntahkan 6 amunisi dalam waktu 1 menit," kata pria muda ini. Daya tembak Caesar 155 bisa sejauh 39 KM.Dengan US$ 141 Juta, Indonesia akan Miliki 2 Batalion Meriam Caesar 155
Upaya modernisasi alutsista Indonesia memang perlu banyak biaya. Untuk membeli 2 batalion Meriam Caesar 155, pemerintah Indonesia harus merogoh US$ 141 juta. Namun dengan harga ini, selain mendapat 37 unit meriam berkaliber 55 dan berdaya tembak 39 KM, Indonesia juga mendapat alih teknologi.
"Biaya yang dikeluarkan cukup besar, yaitu US$ 141 juta untuk 37 unit dan itu terdiri dari 2 batalion," kata Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin di sela-sela menginspeksi Caesar 155 di area uji coba pabrik Nexter, di Roanne, Prancis, Rabu (25/6/2014).
Sjafrie menegaskan dalam pengadaan persenjataan, pemerintah tidak hanya sekadar membeli, tapi juga membangun sistem, sehingga industri pertahanan Indonesia bisa maju di masa yang akan datang. "Karena itu sejak awal dilakukan kerjasama dengan Nexter, juga memikirkan kandungan lokal yang diperlukan terhadap kebutuhan alutsista ini, antara lain diperlukan adanya kandungan lokal kaitannya dengan komunikasi dan kendaraan," kata Sjafrie.
Untuk memajukan industri pertahanan nanti, PT Pindad akan terus melakukan komunikasi dan kerjasama dengan Nexter. "Ini semua merupakan bagian tak terpisahkan dari kemampuan PT Pindad. Jadi dalam modernisasi ini, kemampuan yang besar dan minim kita petik, tidak hanya untuk kemampuan AD, tapi juga kemampuan industri pertahanan kita, yaitu Pindad," tegas Sjafrie.
Dengan harga tersebut, Indonesia juga sudah mendapat sekitar 2.000 amunisi kaliber 155 mm. Amunisi untuk Caesar 155 memiliki berat 47 kg dengan teknologi baru di bagian sumbunya.
Kontrak pembelian Caesar 155 ini sudah ditandatangani Indonesia dan Nexter Oktober 2013 lalu. Seperti biasa, dalam pengadaan alutsista ini, Indonesia sudah meninggalkan cara-cara lama menggunakan calo. Indonesia langsung berhubungan dengan Nexter sebagai produsen.
2 Batalion Caesar 155
Sementara itu, Komandan Pusat Persenjataan Artileri Medan (Danpusenarmed) Brigjen TNI Sonhadji menjelaskan bila nanti 37 Caesar 155 sudah tiba di Indonesia, maka meriam-meriam ini akan ditempatkan di dua batalion. Masing-masing batalion terdiri dari 18 unit Caesar 155.
"Sesuai petunjuk pimpinan, 1 batalion untuk Armed 9 di Purwakarta, 1 batalion untuk Armed 12 Ngawi. Seluruhnya masuk jajaran Kostrad," kata Sonhadji. Sedangkan 1 unit sisanya akan ditempatkan di lembaga latihan dan pendidikan.
Sedangkan mengenai pelatihan untuk mengoperasikan Caesar 155, kata Sonhadji, beberapa perwira TNI AD akan segera dikirim ke Nexter untuk dijadikan sebagai trainer (pelatih). "Untuk proses training, sesuai kontrak dengan Nexter, untuk tahap pertama, pelatih akan dilatih di Nexter dan berikutnya akan dilatih di Indonesia," jelas dia.
Proyek pengadaan Caesar 155 ini akan diselesaikan dalam tiga tahap. Tahap pertama, 4 unit Cesar 155 akan dikirim bulan Juli ke Surabaya. Setelah itu, 15 unit Caesar akan dikirim pada Maret 2015 dan sisanya akan dituntaskan dan dikirim pada September 2015.
Menurut Sjafrie, dengan adanya dua batalion Caesar 155, maka saat ini TNI AD sudah dilengkapi dengan persenjataan yang modern dan strategis. "Yang lebih penting saat ini TNI AD sudah dilengkapi dengan modernisasi, sehingga alutsistanya dan kemampuannya sudah bisa berskala strategis. Jadi taktis sudah diketahui, teknisnya juga diketahui, dampak strategisnya pun sudah dimiliki AD," kata Sjafrie.Amunisi Meriam Caesar 155 yang akan Diproduksi PT Pindad
Sambil menyelam minum air. Itulah yang dilakukan Kementerian Pertahanan (Kemhan) dalam pengadaan modernisasi alutsista Indonesia. Membeli senjata, tidak hanya sekadar membeli, tapi juga menyerap teknologi. Sebagai contoh, dalam pembelian meriam Caesar 155 yang memiliki daya tembak 39 KM, Indonesia juga memiliki kerjasama dengan Nexter untuk memproduksi amunisinya bersama PT Pindad.
Bagaimana rupa amunisi berkaliber 155 mm itu? detikcom berkesempatan melihat dan mencoba mengangkat amunisi berwarna hijau di bagian batangnya dan hitam di pucuknya itu. Wow! Sangat berat, berbobot 47 kg. Untuk membopongnya harus menggunakan dua tangan.
Amunisi berbentuk runcing ini terbagi menjadi dua. Bagian pertama adalah bagian tabung yang berisi mesiu. Bagian kedua adalah sumbu (fuse) yang terletak di bagian ujung yang runcing. Di bagian sumbu ini terdapat timer - berisi angka-angka -, untuk menetapkan kapan amunisi itu meledak setelah didorong oleh meriam.
Beberapa contoh amunisi meriam Caesar 155 ini dihadirkan saat penyerahan 4 Caesar 155 di ruang workshop pabrik Nexter di Roanne, Prancis, Rabu (25/6/2014). Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin juga sempat berdiri lama melihat amunisi dan berbincang serius dengan pihak Nexter.
Sjafrie telah mengingatkan Nexter agar segera dibahas mengenai koordinasi dalam pembuatan amunisi itu bersama PT Pindad, sebagai bagian dari kesepakatan yang telah ditandatangani. Saat diingatkan hal ini, M Mike Duckworth, Executive Vice President International Affairs Nexter, menyatakan sangat memahami hal ini dan siap melaksanakannya.
"Tentunya ke depan kita akan kerjasama, Pindad akan berperan dalam membuat amunisi. Inilah target kemandirian industri pertahanan kita. Kita beli senjata, beli amunisi, kita pelajari juga bagaimana membuat amunisi. Mudah-mudahan 5 tahun ke depan Pindad sudah bisa membuat amunisi kaliber besar untuk meriam 155 mm dan bagaimana membuat amunisi besar untuk artileri lain," kata Sjafrie.
Sebelum meninggalkan pabrik Nexter, Sjafrie juga sempat berbincang serius dengan Duckworth dan mengundang Dirut PT Pindad Sudirman Said dan Danpusenarmed Brigjen TNI Sonhadji. Dalam perbincangan itu, lagi-lagi Sjafrie mengingatkan Nexter agar segera berkoordinasi dengan Pindad dalam kerjasama membuat amunisi. Sudirman Said sebagai dirut Pindad dan Duckworth menegaskan siap untuk berkoordinasi.
Seperti diketahui, Indonesia membeli 37 unit Caesar 155 dengan biaya US$ 141 juta. Harga ini sudah termasuk dengan 2.000 amunisinya. Caesar 155 merupakan meriam berdaya tembak 39 KM yang terangkut truk, sehingga bisa lebih cepat bergerak. ★ detik
Kerjasama TNI AD bersama Universitas
Jakarta □ Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) hari ini menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia.
Penandatanganan MoU tersebut menjadi landasan kerja sama di bidang pendidikan, pelatihan, penelitian, pengembangan dan pengabdian kepada masyarakat dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada pada TNI AD dan PTN.
"Tujuan penandatanganan MoU ini sebagai pedoman TNI AD dan peguruan tinggi negeri untuk melakukan kerja sama di bidang pendidikan, pelatihan, penelitan, pengembangan dan pengabdian kepada masyarakat sehingga pelaksanan nantinya dapat berjalan secara terarah, terukur, terpadu, dan berkesinambungan," ujar Kasubdis Penerangan Umum TNI AD, Kolonel Zaenal, di Aula Mabes AD, Jakarta, Senin (26/5/2014).
Kerja sama tersebut juga untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing sesuai kewenangan yang ada pada TNI AD dan perguruan tinggi negeri. MoU tersebut ditandatangani oleh Kepala Staf TNI AD(KSAD) Jenderal Budiman dan Ketua Majelis Rektor PTN Herry Suhardiyanto di Aula Mabes AD.
Memprioritaskan pengembangan teknologi tahun 2014 dan ditargetkan bisa digunakan secara lengkap tahun 2015
Multirotor TNI AD bekerjasama dengan Universitas Surya (Vivanews)
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat mengembangkan sejumlah peralatan berteknologi untuk mengawasi kawasan perbatasan dengan negara tetangga.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Budiman mengatakan dari hasil riset, pihaknya bisa mengembangkan stasiun transmiter atau "Open Base Transmitter Statiton" (BTS) dan multirotor (alat pemindai jarak jauh) yang bisa digunakan untuk pengawasan dari jarak jauh.
"Kami sudah melakukan riset pengembangan sehingga yang semula pengamanan perbatasan dengan manual dan prajurit, ke depan mudah-mudahan menggunakan peralatan dari hasil riset," kata dia di Gianyar, Bali, Sabtu (24/5).
Pihaknya akan memprioritaskan pengembangan teknologi itu tahun 2014 dan ditargetkan bisa digunakan secara lengkap tahun 2015.
Peralatan seperti Multirotor itu akan diprioritaskan pada tiga negara yang berbatasan langsung dengan daratan Indonesia di antaranya Papua Nugini, Timor Leste, dan Malaysia.
"Kami mulai membeli sebagian hasil riset yang mulai kami produksi terutama yang murah tetapi bermanfaat untuk digunakan terlebih dulu," ucapnya. Sementara itu pada pulau terluar, pihaknya telah menempatkan personel dengan kegiatan patroli terbatas.
Indonesia setidaknya berbatasan langsung dengan 10 negara baik kawasan darat dan laut yakni Malaysia, Singapura, Timor Leste, Vietnam, Papua Nugini, Australia, Thailand, India, dan Filipina.